Kesegaran
jasmani terdiri dari komponen otot, daya tahan otot, daya tahan
kardivaskur dan fleksibilitas. Prinsip latihan untuk mengembangkan
kesegaran jasmani bersifat khusus sesuai dengan komponen yang
dikembangkannya.
- Kekuatan dan daya tahan otot
Kekuatan
secara sederhana dapat diartikan sebagai kemampuan sekelompok otot
unruk kontraksi secara maksimal dalam waktu relatif singkat. Sementara
itu, daya tahan diartikan sebagai kemampuan sekelompok otot untuk
melakukan pekerjaan yang relatif lama. Kekuatan otot dapat dikembangkan
melalui latihan isotonik dan isometik, sementara daya tahan otot dapat
dikembangkan melalui latihan isotonik.
Latihan
isotonik adalah kontraksi dengan cara melakukan gerakan pada
persendian. Latihan isometrik adalah kontraksi tanpa menggerakan sendi
sikut.
- Fleksibilitas
Fleksibilitas
secara sederhana dapat diartikan sebagai rentang gerak persendian.
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam menerapkan latihan
fleksibilitas adalah sebagai berikut :
- Pemanasan harus diberikan terhadap otot-otot yang terkait dengan gerak persendian yang akan dilatihnya
- Macam-macam latihan harus diberikan untuk mengembangkan otot-otot yang terkait dengan gerak persendian yang akan dilatihnya
- Gerak meregang harus dilakukan secara bertahap dan perlahan sampai terasa agak sakit. Pertahankan posisi ini antara 20-30 detik.
- Daya tahan kardiovaskur
Daya
tahan koriovaskuler atau sering disebut daya tahan umum sering dianggap
sebagai faktor kunci kesegaran jasmani. Daya tahan umum pada dasarnya
adalah kemampuan tubuh dalam menyediakan oksigen untuk melakukan suatu
pekerjaan.
Prinsip Pengembangan ketempilan
Tujuan
utama pembelajaran keterampilan gerak adalah perkembangan gerak yang
terampil. Rink (1993) mengemukakan tiga indikator gerak terampil sebagai
berikut :
- Efektif, artinya gerakan itu sesuai dengan produk yang diinginkannya.
- Efesien, artinya gerakan itu sesui dengan proses yang seharusnya dilakukan atau dengan kata lain “process oriented”.
- Adaptif, artinya gerakan itu sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan di mana gerak tersebut dilakukan.
Beberapa prinsip harus diperhatikan dalam pengembangan keterampilan tertutup adalah sebagai berikut :
- Prasarat untuk belajar
- kepemilikan prasarat
- modifikasi skill atau peralatan untuk pencapaian keberhasilan
- Pertanyaan parsial dan hulistik
- Kalau mungkin, ajarkan secara keseluruhan (hulistik)
- Kalau tidak, ajarkan perbaikan setelah siswa mengetahui atau berlatih secara keseluruhan.
- Modifikasi peralatan
- Lakukan modifikasi peralatan, apabila peralatan diduga sebagai penghambat keberhasilan.
- Perubahan kondisi latihan
- Ubahlah kondisi latihan untuk meraih keberhasilan dan tingkatkan kondisi latihan secara bertahap
- Manakala pembelajaran berorientasi pada proses, berikanlah pengetahuan hasil tentang proses.
- Menetapkan kemajuan belajar
- Ubahlah target penampilan agar lebih realistik dan mencerminkan keberhasilan belajar.
- Akurasi dan produktivitas
- Penakanan terhadap akurasi dilakukan setelah siswa dapt melakukan skill secara produktif
Prinsip Pengembangan Konsep Gerak
Konsep
pada dasarnya meupakan gagasan kognitif. Seringkali penjas memilih
materi tertentu untuk diberikan kepada siswa dengan karapan selain siswa
menguasai materi tersebut juga dapat mentransfer informsi dar materi
tersebut pada materi lain yang mempunyai banyak kesamaan dalam
konsepnya.
Konsep gerak maksudnya adalah konsep gagasan dasar yang mempunyai nilai transfer.
Beberapa prinsi pembelajaran yang perlu diperhatikan para guru agar terjadinya transfer belajar sampai berikut :
- Makin mirip situasi latihan dengan situasi permainan yang sebenarnya, makin mungkin terjadinya transfer.
- Makin bervariasi suatu keterampilan dipelajari makin mungkin terjadinya transfer secara positif terhadap situasi permainan yang sebenarnya
- Transfer dapat dilakukan melalui pemberian dorongan atau motivasi agar siswa menggunakan informasi dan keterampilan yang sudah dimilikinya serta penjelasan aktivitas belajar dengan sejelas-jelasnya.
Prinsip Pengembangan Modifikasi
Modifikasi
merupakan salah satu usaha para guru agar pembelajaran mencermincakn
DAP, termasuk di dalamnya “body scaling” atau penyesuaian dengan ukuran
tubuh siswa yang sedang belajar.
Cara
guru-guru memodifikasi pembelajaran akan tercermin dari aktivitas
pembelajaran yang diberikan guru dari mulai awal hingga akhir pelajaran.
Beberapa aspek analisa modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan
guru tentang :
- Tujuan
- Krakterisitik materi
- Kondisi lingkungan
- Evaluasinya
Beberapa
analisa modifikasi pembelajaran atletik yang harus dipertimbangkan para
guru atletik tu, dipaparkan pada uraian berikut ini.
- Modifikasi tujuan pembelajaran
Modifikasi
pembelajaran dapat dikaitkan dengan tujuan pembelajaran dari mulai
tujuan yang paling rendah sampai dengan tujuan yang paling tinggi
- Tujuan Perluasan
Tujuan
perluasan maksudnya adalah tujuan pembelajaran yang lebih menakankan
pada perolehan pengetahuan dan kemampuan melakukan bentuk atau wujud
keterampilan yang dipelajarinya tanpa memperhatikan aspek efisiensi dan
efektifitas.
- Tujuan penghalusan
Tujuan
penghalusan maksdunya adalah tujuan pembelajaran yang lebih menekankan
pada perolehan pengetahuan dan kemampuan melakukan gerak secara efisien.
- Tujuan penerapan
Tujuan
penerapan maksudnya adalah tujuan pembelajaran yang lebih menekankan
pada perolehan pengetahuan dan kemampuan tentang efektif tidaknya
gerakan yang dilakukan memlalui pengenalan kriteria tertentu sesuai
dengan tingkat kemampuan siswa.
- Modifikasi Materi Pembelajaran
Dilihat
dari payung keolahragaan, materi pembelajaran atletik secara garis
besar dapat diklasifikasikan ke dalam tiga nomor, yaitu nomor jalad an
lari, nomor lompat, dan nomor lempar. Dilihat dari kemampuan fisik yang
diperlukan dan dipelajarinya, materi pembelajaran atletik dapat
diklasifikasikan ke dalam kodnisi fisik (physical fitness), skill atau
keterampilan, dan konsep gerak.
- Kompleksititas keterampilan (Skill)
Guru
dapat memodifikasi keterampilan yang dipelajari siswa tersebut denganc
ara mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitannya.
- Kondisi Penampilan (Skill)
Guru dapat memodifikasi kondisi penampilan siswa dengan cara mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitannya.
- Jumlah Skill
Guru dapat memodiifikasi materi pembelajran denganc ara mengurangi dan menambah jumlah keterampilan yang dilakukan siswa
- Perluasan jumlah perbedaan respon
Guru
dapat menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar denganc
ara menambah jumlah dan perbedaan respon terhadap konsep yang sama.
- Modifikasi Kondisi lingkungan pembelajaran
Modifikasi
pembelajaran dapat dikaitkan dengan kondisi lingkungan pembelajarannya.
Modifikasi lingkungan pembelajaran ini dapat diklasifikasikan ke dalam
beberapa klasifikasi seperti yang diuraikan di bawah ini :
- Peralatan
Guru
dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas
ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan untuk melakukan
skill itu.
- Penataan ruang gerak dalam berlatih
Guru
dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas
ajar dengan cara menata ruang gerak siswa dalam berlatih.
- Orgaisasi atau formasi berlatih
Formasi belajar juga dapat dimodifikasi agar lebih berorientasi pada curahan waktu aktif belajar.
- Modifikasi Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi
materi maksudnya adalah penyusunan aktivitas belajar yang terfokus pada
evaluasi skill yang sudah dipelajari siswa pada berbagai situasi.
- Self testing (individu atau berpasangan)
Pada
bentuk ini siswa didorong untuk mengetes secara individu atau
berpasangan tentang penguasaan materi yang sudah dipelajarinya.
- Perlombaan atau permainan
Pada bentuk ini siswa didorong untuk mengetes penguasaan materi yang sudah dipelajarinya dalam berbagai variasi pertandingan.
Prinsip Pengembangan Pengalaman Belajar
1. Pengalaman belajar harus memiliki potensi untuk meningkatkan keterampilan dan penampilan gerak siswa
Pernyataan ini harus diperhatikan, terutama manakala pembelajaran terfokus pada pengembangan aspek kognitif atau efektif.
2. Pengalaman
belajar harus menyediakan waktu aktif berlatih / belajar secara
maksimal pada semua siswa dan pada tingkat kemampuan masing-masing
Waktu aktif belajar adalah waktu dimana siswa secara aktif bergerak melakukan aktivitas untuk mencapau tujuan pembelajarannya
3. Pengalaman belajar harus sesua dengan tingkat pengalaman siswa
Siswa
akan mendapat keuntungan dari pengalaman belajarnya me\anakala
pengalaman belajar tersebut sesuai dengan tingkatnya. Oleh kaerna itu,
guru hgahrus merencanakan dan menyediakan aktivitas belajar secara
merentang mulai dari tingkat kesulitan yang rendah sampai yang tinggi.
4. Pengalaman belajar sangat potensial untuk mengintegrasikan
Perkembangan
aspek psikomotor, kognitif, dan afektif. Kriteria keempat ini mempunyai
implikasi bahwa guru harus mengembangkan kemampuan siswa secara total
atau menyeluruh.